Profil Desa Plangkapan
Ketahui informasi secara rinci Desa Plangkapan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Plangkapan di Kecamatan Tambak, Banyumas, mengulas potensi agraris, inovasi budidaya melon, dan tantangan sebagai daerah rawan banjir. Temukan data demografi, kondisi geografis, serta upaya pembangunan ekonomi di tengah dinamika alam yang diha
-
Inovasi Pertanian
Desa Plangkapan bertransformasi dari pertanian tradisional seperti kangkung air menjadi pusat budidaya melon modern yang prospektif, didorong oleh inisiatif pemerintah desa.
-
Tantangan Hidrologi
Berada di dataran rendah, desa ini menghadapi tantangan ganda yaitu kerawanan banjir pada musim hujan dan potensi kesulitan air bersih pada musim kemarau.
-
Lokasi Strategis Namun Rentan
Terletak di perbatasan timur Kabupaten Banyumas, posisi desa ini strategis namun juga berada di wilayah yang secara geografis rentan terhadap bencana alam hidrometeorologi.

Terletak di ujung timur Kabupaten Banyumas, Desa Plangkapan, Kecamatan Tambak, menyajikan potret sebuah komunitas agraris yang tangguh. Di satu sisi, desa ini menyimpan potensi besar di sektor pertanian dengan inovasi budidaya melon yang mulai berkembang. Namun di sisi lain, letak geografisnya di dataran rendah membawa tantangan tahunan berupa genangan banjir. Profil ini mengupas secara mendalam kondisi, potensi dan dinamika pembangunan di Desa Plangkapan.
Desa yang menjadi salah satu dari dua belas desa di Kecamatan Tambak ini berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten tetangga, menjadikannya gerbang timur bagi Banyumas. Aksesibilitasnya yang cukup baik menjadi modal penting bagi distribusi hasil bumi dan pergerakan ekonomi warganya. Namun di balik posisinya yang strategis, tersimpan realitas alam yang menuntut adaptasi dan mitigasi berkelanjutan dari masyarakat dan pemerintah setempat.
Kondisi Geografis dan Demografi
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyumas dalam publikasi "Kecamatan Tambak dalam Angka" dan data monografi desa, Desa Plangkapan memiliki luas wilayah sekitar 2,18 km². Sebagian besar lahannya merupakan areal persawahan yang menjadi tumpuan utama mata pencaharian penduduk. Data dari situs resmi desa per tahun 2024 mencatat jumlah penduduk sebanyak 2.799 jiwa yang tersebar di dua wilayah dusun.
Secara topografi, Plangkapan merupakan daerah dataran rendah. Kondisi ini, ditambah dengan posisinya yang dilintasi oleh beberapa aliran sungai kecil, menjadikannya kawasan yang sangat rentan terhadap banjir. Data dari Puskesmas Tambak 1 bahkan menyebutkan bahwa sekitar 60% dari total wilayah Desa Plangkapan merupakan daerah rawan banjir. Fenomena ini telah berulang kali dikonfirmasi oleh laporan bencana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, seperti yang terjadi pada akhir tahun 2024 lalu, di mana Plangkapan menjadi salah satu desa yang terdampak luapan air.
Selain tantangan banjir saat musim penghujan, sebuah studi ilmiah yang melakukan eksplorasi geolistrik di wilayah ini mengindikasikan adanya potensi kesulitan air bersih di beberapa titik. Lapisan tanah yang didominasi lempung menjadi salah satu faktor yang menyulitkan pencarian sumber air tanah yang memadai, menjadi sebuah ironi di tengah kepungan air saat banjir.
Perekonomian dan Potensi Unggulan
Perekonomian Desa Plangkapan sangat bertumpu pada sektor pertanian. Sejak lama, masyarakat desa dikenal sebagai petani padi dan palawija. Sebuah studi akademis dari Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian pada tahun 2006 menyoroti bahwa Desa Plangkapan pernah menjadi salah satu sentra usahatani kangkung air yang dinilai cukup menguntungkan dan mampu menopang kesejahteraan rumah tangga petani pada masanya.
Namun, seiring berjalannya waktu dan dinamika pasar, desa ini menunjukkan kemampuan adaptasinya. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Sujianto, Plangkapan kini tengah merintis jalan baru sebagai sentra budidaya buah melon. Inisiatif yang dimulai sekitar pertengahan tahun 2024 ini menjadi angin segar bagi diversifikasi pertanian lokal.
"Kami melihat lahan di desa kami yang cukup luas dan cocok untuk budidaya melon. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk mengembangkan pertanian melon dengan berbagai jenis, agar dapat memenuhi permintaan pasar yang beragam," ujar Sujianto
Pemerintah desa bersama kelompok tani setempat mengembangkan berbagai varietas, mulai dari melon kuning, melon hijau, hingga jenis premium lainnya. Untuk menjamin kualitas, para petani mendapatkan pendampingan dari penyuluh pertanian dalam menerapkan teknik budidaya modern, termasuk sistem irigasi, pemupukan berimbang, dan pengendalian hama terpadu. Lebih lanjut, pemerintah desa juga memfasilitasi sistem pemasaran yang terintegrasi, membuka akses langsung petani ke pasar lokal hingga perkotaan.
"Kami berharap dengan inovasi budidaya melon ini, Desa Plangkapan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi desa
Infrastruktur dan Sosial Kemasyarakatan
Sebagai sebuah entitas pemerintahan, Desa Plangkapan memiliki infrastruktur dasar yang terus dikembangkan. Kantor desa yang beralamat di Jalan Desa Plangkapan RT 04 RW 01 menjadi pusat administrasi dan pelayanan publik. Fasilitas pendidikan seperti sekolah dasar dan lembaga pendidikan anak usia dini juga tersedia untuk menunjang kebutuhan dasar warga akan pendidikan. Di bidang kesehatan, masyarakat mengakses layanan di puskesmas pembantu atau puskesmas induk di tingkat kecamatan.
Kehidupan sosial masyarakatnya masih sangat kental dengan nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan, sebuah modal sosial yang krusial terutama saat menghadapi bencana seperti banjir. Kelompok-kelompok tani tidak hanya berfungsi sebagai unit produksi, tetapi juga sebagai wadah silaturahmi dan berbagi pengetahuan antarwarga.
Meskipun belum ditemukan catatan sejarah atau tradisi budaya spesifik yang secara eksklusif berasal dari Desa Plangkapan, kehidupan sosial-budayanya menyatu dengan adat dan tradisi masyarakat Banyumas di wilayah timur pada umumnya, yang memiliki corak agraris dan religius.
Tantangan Pembangunan dan Arah ke Depan
Tantangan terbesar yang dihadapi Desa Plangkapan tidak lain ialah masalah hidrologi. Upaya mitigasi banjir menjadi agenda prioritas yang memerlukan kolaborasi antara pemerintah desa, pemerintah kabupaten, dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Normalisasi sungai, perbaikan drainase, dan pembangunan tanggul penahan air merupakan beberapa solusi struktural yang mendesak untuk mengurangi dampak banjir tahunan. Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai pola tanam adaptif dan kesiapsiagaan bencana juga tak kalah penting.
Di sisi ekonomi, keberlanjutan program budidaya melon perlu dipastikan. Dukungan tidak hanya berhenti pada fase produksi, tetapi juga mencakup pengolahan pascapanen dan perluasan jaringan pasar. Menciptakan produk olahan berbasis melon bisa menjadi langkah selanjutnya untuk memberikan nilai tambah dan membuka peluang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) baru di desa.
Dengan memadukan ketangguhan dalam menghadapi bencana dan semangat inovasi di bidang pertanian, Desa Plangkapan memiliki peluang untuk tumbuh menjadi desa yang mandiri dan sejahtera. Kunci utamanya terletak pada perencanaan pembangunan yang komprehensif, yang menempatkan mitigasi bencana sebagai fondasi dan inovasi ekonomi sebagai pilar pertumbuhan. Desa Plangkapan adalah bukti bahwa di tengah keterbatasan alam, selalu ada ruang untuk berkreasi dan bergerak maju.